Afiksasi dalam Morfologi Bahasa Indonesia

Morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari struktur internal kata, termasuk bagaimana kata dibentuk dari morfem-morfem. Salah satu proses pembentukan kata yang paling produktif dalam Bahasa Indonesia adalah afiksasi. Proses ini sangat penting karena memungkinkan pembentukan berbagai bentuk kata yang berbeda dari satu akar kata yang sama, memperkaya kosakata dan struktur kalimat.

MORFOLOGI

Aco Nasir

4/14/20252 min read

black blue and yellow textile
black blue and yellow textile

1. Pendahuluan

Morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari struktur internal kata, termasuk bagaimana kata dibentuk dari morfem-morfem. Salah satu proses pembentukan kata yang paling produktif dalam Bahasa Indonesia adalah afiksasi. Proses ini sangat penting karena memungkinkan pembentukan berbagai bentuk kata yang berbeda dari satu akar kata yang sama, memperkaya kosakata dan struktur kalimat.

2. Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

  • Menjelaskan konsep dasar afiksasi dalam morfologi bahasa Indonesia.

  • Mengidentifikasi jenis-jenis afiks dalam Bahasa Indonesia.

  • Menganalisis proses afiksasi dalam pembentukan kata.

  • Menggunakan bentuk-bentuk afiksasi secara tepat dalam konteks berbahasa.

3. Materi Inti

3.1 Pengertian Afiksasi

Afiksasi adalah proses morfologis yang melibatkan penambahan afiks (imbuhan) pada suatu bentuk dasar (morfem dasar) untuk membentuk kata baru atau mengubah maknanya.

“Afiksasi merupakan proses penambahan morfem terikat pada morfem bebas yang berfungsi mengubah makna leksikal dan/atau gramatikal suatu kata” (Ramlan, 2009, hlm. 45).

3.2 Jenis-Jenis Afiks

Afiks dalam Bahasa Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letaknya terhadap kata dasar:

  1. Prefiks (Awalan):

    • Me-, ber-, ter-, di-, pe-, se-, ke-, per-, dan lain-lain.

    • Contoh: memasak (me- + masak), berlari (ber- + lari)

  2. Sufiks (Akhiran):

    • -kan, -i, -an

    • Contoh: makanan (makan + -an), beri- + -kan = berikan

  3. Infiks (Sisipan):

    • -el-, -em-, -er-

    • Contoh: telunjuk (tunjuk), gemetar (getar)

  4. Konfiks (Gabungan awalan dan akhiran):

    • ke- -an, pe- -an, ber- -an, memper- -kan

    • Contoh: kebaikan (ke- + baik + -an), pengertian (pe- + ngerti + -an)

3.3 Fungsi Afiksasi

Afiksasi dalam Bahasa Indonesia berfungsi untuk:

  • Mengubah kelas kata (nominalisasi, verbal, adjektivalisasi, dll).

  • Menyatakan aspek gramatikal seperti waktu, pelaku, objek.

  • Menciptakan makna baru.

Contoh perubahan kelas kata:

  • Kata dasar: ajar (verba)

  • Dengan afiksasi:

    • pengajar → nomina

    • mengajar → verba

    • pelajaran → nomina

    • terajar → verba pasif

3.4 Produktivitas Afiks

Beberapa afiks sangat produktif (sering digunakan untuk membentuk kata baru), sementara yang lain terbatas penggunaannya.

Contoh afiks produktif:

  • me- : membentuk verba aktif

  • pe- : membentuk pelaku kegiatan

Contoh:

  • tulismenulis, penulis, tulisan

3.5 Pembentukan Makna Melalui Afiksasi

Setiap afiks memiliki kontribusi semantik terhadap kata yang dibentuk.

Contoh:

  • tulis (kata dasar) → menulis (melakukan kegiatan tulis)

  • tertulis → sesuatu yang sudah ditulis

  • penulisan → proses atau hasil menulis

3.6 Afiksasi dan Ambiguitas

Dalam beberapa kasus, afiksasi dapat menyebabkan ambiguitas makna.

Contoh:

  • pengangkatan → dapat berarti "hasil mengangkat" atau "proses mengangkat" tergantung konteks.

4. Referensi

  • Ramlan, M. (2009). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis dan Morfologi. Yogyakarta: Penerbit UGM.

  • Chaer, A. (2009). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

  • Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-4). Jakarta: Balai Pustaka.

  • Kridalaksana, H. (2008). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.